FISIOTERAPI BEKASI - Paraplegia adalah kelumpuhan pada anggota gerak, dimulai dari panggul ke bawah. Kondisi ini disebabkan oleh hilangnya fungsi gerak (motorik) dan fungsi indera (sensorik) akibat adanya gangguan pada sistem saraf yang mengendalikan otot anggota gerak bagian bawah.
Paraplegia dapat terjadi hanya sementara atau bahkan menjadi permanen, tergantung pada penyebabnya. Berbeda dengan paraparesis yang masih dapat menggerakkan kedua tungkai walaupun kekuatannya melemah, paraplegia sama sekali tidak dapat menggerakkan kedua tungkai.
Penyebab Paraplegia
Berikut ini adalah beberapa penyakit atau kondisi yang bisa menyebabkan paraplegia:
- Stroke
- Multiple sclerosis
- Cedera saraf tulang belakang
- Spina bifida
- Hereditary spastic paraplegia
- Sindrom Guillain-Barré
- Kanker atau tumor saraf tulang belakang
- Penyakit saraf motorik, seperti amyotrophic lateral sclerosis (ALS) dan sindrom pascapolio
- Infeksi, seperti tropical spastic paraparesis dan polio
- Penyakit dekompresi
- Gangguan saraf tulang belakang, seperti syringomyelia
Faktor risiko
Paraplegia dapat terjadi pada siapa saja. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita paraplegia, yaitu:
- Melakukan olahraga atau pekerjaan yang berisiko mengalami cedera saraf tulang belakang, seperti rugby atau menyelam
- Memiliki riwayat penyakit saraf keturunan dalam keluarga, seperti hereditary spastic paraplegia
- Memiliki riwayat penyakit kanker yang dapat menekan sumsum tulang belakang
- Berusia 60 tahun ke atas
- Memiliki gangguan tulang atau sendi
Gejala Paraplegia
Proses pergerakan pada anggota gerak bagian bawah terjadi ketika sistem saraf, yaitu otak, saraf tulang belakang, dan sel-sel saraf, bekerja sama dengan fungsi motorik, fungsi sensorik, dan fungsi pengatur, sehingga terjadi pergerakan baik secara sadar maupun tidak sadar.
Paraplegia terjadi ketika adanya gangguan pada proses pergerakan anggota gerak bagian bawah. Paraplegia dapat terjadi secara tiba-tiba (akut) maupun bertahap (kronis). Beberapa gejala yang dapat ditimbulkan kondisi ini adalah:
- Kelumpuhan
- Mati rasa
- Buang air besar dan buang air kecil yang tidak terkontrol
- Tidak bisa ereksi
- Kesulitan bernapas
Jika dilihat berdasarkan efek dan gejalanya, paraplegia terbagi menjadi:
- Paraplegia spastik, di mana otot-otot tubuh pada bagian yang mengalami kelumpuhan dalam kondisi kaku dan tegang
- Paraplegia flaksid, di mana otot-otot tubuh pada bagian yang mengalami kelumpuhan dalam kondisi lemas dan terkulai
Kapan harus ke dokter
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami gejala di atas, terutama jika gejala terjadi secara tiba-tiba, terjadi setelah mengalami kecelakaan, atau merasa kesulitan bernapas. Diagnosis dan penanganan yang cepat akan memperkecil kemungkinan terjadinya komplikasi.
Jika sudah terdiagnosis mengalami paraplegia, ikuti terapi yang diberikan oleh dokter dan lakukan pemeriksaan berkala secara teratur agar kondisi Anda selalu terpantau.
Diagnosis Paraplegia
Untuk menegakkan diagnosis, dokter akan melakukan tanya jawab seputar keluhan yang dialami pasien, riwayat kesehatan pasien, dan riwayat kesehatan keluarga pasien. Selain itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik terutama pemeriksaan saraf motorik dan sensorik pasien.
Dokter juga dapat melakukan beberapa pemeriksaan penunjang, seperti Rontgen, CT scan, MRI, dan elektromiografi (EMG).
Pengobatan Paraplegia
Umumnya, paraplegia tidak bisa disembuhkan, maka pengobatannya hanya bertujuan untuk meredakan gejala dan keluhan yang dialami pasien. Penanganannya akan disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya.
Berikut ini adalah beberapa penanganan yang dapat diberikan kepada pasien paraplegia:
Obat-obatan
Jika terjadi peradangan pada saraf tulang belakang, dokter akan memberikan obat kortikosteroid, seperti prednison, untuk mengurangi peradangan tersebut.
Operasi
Operasi dilakukan untuk mengangkat pecahan tulang, benda asing, dan bantalan tulang yang menekan saraf.
Terapi
Terapi yang dapat dilakukan pada penderita paraplegia adalah:
- Fisioterapi, untuk membantu penderita meningkatkan kekuatan otot dan kemampuan bergerak
- Terapi okupasi, untuk membantu penderita meningkatkan kemampuan dalam menjalani aktivitas sehari-hari secara mandiri
Komplikasi Paraplegia
Penderita paraplegia akan kehilangan kendali gerak (motorik) dan indera (sensorik) pada tubuh bagian bawah, sehingga dapat menyebabkan munculnya beberapa komplikasi berupa:
- Ulkus dekubitus
- Kram kaki
- Penggumpalan darah pada pembuluh darah tungkai (deep vein thrombosis)
- Atrofi otot
- Stres akibat percaya diri menurun atau kesulitan menjalani akitvitas
Pencegahan Paraplegia
Mengingat paraplegia dapat disebabkan oleh banyak kondisi, maka untuk bisa sepenuhnya mencegah paraplegia bukanlah perkara mudah. Akan tetapi, beberapa upaya di bawah ini dapat Anda lakukan untuk mengurangi risiko terkena paraplegia:
- Menggunakan perlengkapan pelindung ketika berolahraga
- Menggunakan perlengkapan keselamatan ketika berkendara
- Mengecek kesehatan secara berkala, terutama jika menderita kondisi yang dapat menyebabkan paraplegia
Post A Comment:
0 comments: